Sebuah upacara resmi digelar untuk penambahan empat kapal cepat baru ke dalam sistem pencarian dan penyelamatan Angkatan Laut Libya, setelah pengibaran bendera Libya di atasnya, menandai dimulainya masa tugas aktif mereka. Kapal-kapal ini dinamai: Al-Rajmah, Benina, Karsah, dan Al-Aqilah. Kapal-kapal ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan respons cepat dalam berbagai misi maritim, khususnya operasi penyelamatan dan keselamatan serta keamanan pesisir.

  • 4 kapal baru bergabung dengan angkatan laut

Langkah ini bertepatan dengan kunjungan inspeksi ke pangkalan angkatan laut Benghazi. Selama kunjungan, kemajuan pekerjaan di dalam fasilitas pangkalan serta tingkat kesiapan teknis dan sumber daya manusia ditinjau.

  • Kapal-kapal bergabung saat kunjungan ke pangkalan

Pertemuan juga digelar dengan Kepala Staf Angkatan Laut, yang membahas kebutuhan angkatan laut dan rencana pengembangan kemampuan operasional mereka.

Tur di pangkalan dilakukan, mencakup bengkel perawatan, pusat pelatihan, dan ruang operasi, sebelum beralih ke pertemuan luas dengan para perwira dan komandan pangkalan angkatan laut. Presentasi komprehensif diberikan mengenai status angkatan laut dan peran vital mereka dalam melindungi pesisir serta menghadapi tantangan keamanan yang meningkat di laut.

  • Pujian untuk peran kunci yang dimainkan angkatan laut

Pujian diberikan untuk peran kunci yang dimainkan angkatan laut sejak diluncurkannya Operasi Martabat, ditegaskan bahwa tugas mereka telah melampaui pertahanan langsung untuk mencakup kontribusi pada keamanan maritim regional, kerja sama internasional dalam memerangi penyelundupan dan imigrasi ilegal, serta peran kemanusiaan dalam operasi pencarian dan penyelamatan.

Ditekankan juga bahwa penambahan kapal baru ini merupakan penguatan penting bagi kehadiran maritim Libya dan meningkatkan kemampuan angkatan bersenjata untuk melindungi kepentingan negara serta mengamankan perairan teritorialnya.

Pangkalan Angkatan Laut Benghazi

Pangkalan Angkatan Laut Benghazi adalah fasilitas angkatan laut utama Libya di pesisir Laut Mediterania, secara historis signifikan sebagai pelabuhan kunci di bawah pemerintahan kolonial Italia dan kemudian untuk Angkatan Laut Libya. Pangkalan ini menarik perhatian internasional selama perang saudara 2011 dan konflik berikutnya sebagai situs yang diperebutkan secara strategis. Saat ini, pangkalan ini tetap menjadi aset militer penting namun sering tidak stabil di tengah perpecahan politik Libya yang berlanjut.