Dalam upaya mendukung gaya hidup sehat dan mempererat kolaborasi antarkomunitas, Truntum Cihampelas Bandung dengan antusias mendukung acara gowes bersama yang digelar pada hari Jumat.

Aktivitas ini merupakan hasil sinergi antara Indonesian Railways Cyclist Community (IRCC) dan komunitas BROKOKOK (komunitas sepeda lipat Brompton Bandung), dengan partisipasi sekitar 50 pesepeda.

Acara dimulai pukul 06.00 WIB, menempuh rute sejauh 20 kilometer dengan titik start dan finish di Truntum Cihampelas. Dalam perjalanan, peserta berhenti di Kantor Pusat PT KAI Bandung untuk beristirahat dan mempererat keakraban antar pesepeda dari berbagai latar komunitas.

Usai menuntaskan rute, peserta menikmati suasana santai sambil sarapan di The Pohaci Sky Lounge yang menawarkan pemandangan indah Kota Bandung dengan latar Gunung Tangkuban Parahu.

General Manager Truntum Cihampelas menyampaikan apresiasi atas inisiatif ini.

“Kami sangat menghargai inisiatif positif dari komunitas pesepeda yang terus menginspirasi gaya hidup sehat dan semangat kolaborasi. Truntum Cihampelas hadir bukan hanya sebagai akomodasi, tetapi juga sebagai ruang yang membuka peluang untuk bertemu, berbagi, dan tumbuh bersama komunitas,” ujar General Manager Truntum Cihampelas.

Partisipasi Truntum Cihampelas dalam acara ini mencerminkan komitmen berkelanjutan mereka untuk memperkuat hubungan positif dengan komunitas dan mendukung inisiatif yang selaras dengan nilai-nilai kesehatan, kebersamaan, dan keberlanjutan.

Melalui aktivitas seperti ini, Truntum terus menegaskan posisinya sebagai hotel bintang empat yang aktif berkontribusi membangun gaya hidup sehat dan hubungan sosial yang harmonis di Kota Bandung.

Bandung Go Global, Asia Africa Festival 2025 Gaungkan Semangat Persaudaraan Dunia

Semangat kebersamaan lintas bangsa kembali bergema di jantung Kota Bandung. Ribuan warga memadati kawasan Jalan Asia Afrika pada hari Sabtu, menyaksikan kemeriahan Asia Africa Festival (AAF) 2025 yang penuh warna.

Wakil Wali Kota Bandung menyatakan kebanggaan dan kebahagiaan atas suksesnya acara budaya tahunan ini.

Menurutnya, AAF tidak hanya berfungsi sebagai hiburan publik, tetapi juga sebagai simbol persaudaraan dan solidaritas internasional, memperkuat peran Bandung sebagai kota bersejarah di mata dunia.

“Bandung tentu menjadi kebanggaan. Dengan Asia Afrika, Bandung semakin legendaris dan global. Saya sangat senang dan bahagia Asia Africa Festival 2025 disambut dengan suka cita dan penuh antusias. Semua delegasi hadir, ada 16 delegasi yang ikut,” kata Wakil Wali Kota usai menghadiri puncak acara di Jalan Asia Afrika.

Wakil Wali Kota juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang berkontribusi dalam penyelenggaraan AAF 2025.

Mereka menilai kesuksesan acara ini merupakan hasil kolaborasi erat antara pemerintah, komunitas budaya, dan masyarakat.

“Saya ucapkan terima kasih kepada wali kota, bupati, dan semua unsur pemerintah yang hadir di sini, termasuk dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta sponsor. Semua pemangku kepentingan dari tingkat provinsi, kota, hingga kabupaten berperan penting menampilkan budaya terbaiknya di festival ini,” ungkapnya.

Mengusung tema *New Generation of Asia Africa Spirit*, tahun 2025 menampilkan serangkaian kegiatan di berbagai titik di Kota Bandung. Di antaranya pertunjukan seni di Cibiru dan Ujungberung, pagelaran budaya di Mayang Sunda, serta acara penutupan di Hotel Savoy Homann dan Grand Preanger – dua lokasi bersejarah yang menjadi bagian penting Konferensi Asia-Afrika 1955.

Wakil Wali Kota menyebutkan, meski konsep tahun ini lebih sederhana dibandingkan edisi sebelumnya, maknanya lebih dalam dan menyentuh.

Mereka meyakini semangat gotong royong dan kreativitas warga Bandung menjadi energi utama yang menghidupkan festival ini.

“Festival ini mewakili kolaborasi nyata antara pemerintah dan masyarakat. Meski lebih sederhana dari tahun-tahun sebelumnya, terasa lebih menyentuh dan bermakna. Ada tarian dari semua delegasi yang sangat cantik,” ujarnya.

Satu pertunjukan yang khususnya mengesankan Wakil Wali Kota adalah pencak silat dari delegasi Indonesia. Mereka mendeskripsikan seni bela diri tradisional ini sebagai simbol keanggunan, kekuatan, dan filosofi budaya bangsa.

“Semua pertunjukan bagus, tapi yang paling berkesan bagi saya pencak silat. Itu favorit saya karena menggambarkan identitas nasional kita,” tuturnya.

Truntum Cihampelas

Truntum Cihampelas adalah pusat perbelanjaan modern yang terletak di Bandung, Indonesia, berada di Jalan Cihampelas yang terkenal dengan banyaknya toko jeans. Nama “Truntum” berasal dari kata Jawa yang berarti bunga bintang, melambangkan penuntun, dan dikembangkan untuk merevitalisasi kawasan menjadi destinasi belanja dan gaya hidup yang lebih kontemporer. Tempat ini berfungsi sebagai pusat ritel dan hiburan populer di kota.

Kantor Pusat PT KAI Bandung

Kantor Pusat PT KAI Bandung adalah kantor regional perusahaan kereta api negara Indonesia di Jawa Barat. Gedung ini memiliki nilai sejarah penting karena merupakan situs asli stasiun kereta api pertama di Bandung, yang dibuka pada tahun 1884, menandai integrasi kota ke dalam jaringan kereta api Hindia Belanda.

The Pohaci Sky Lounge

Saya tidak dapat menemukan informasi sejarah atau budaya tentang tempat bernama “The Pohaci Sky Lounge.” Kemungkinan ini merupakan tempat modern, seperti bar atau lounge atap di sebuah hotel, yang tidak memiliki latar belakang sejarah signifikan untuk diringkas. Tanpa detail yang terverifikasi, saya tidak dapat memberikan ringkasan faktual.

Gunung Tangkuban Parahu

Gunung Tangkuban Parahu adalah gunung berapi stratovolcano aktif yang terletak di Jawa Barat, Indonesia. Namanya, yang berarti “perahu terbalik” dalam bahasa Sunda, berasal dari cerita rakyat setempat tentang kisah cinta tragis antara seorang ibu dan anaknya. Gunung ini adalah destinasi wisata populer yang dikenal karena bentuknya yang khas, kawah vulkanik, dan sumber air panasnya.

Jalan Asia Afrika

Jalan Asia Afrika adalah jalan utama bersejarah di Bandung, Indonesia, terkenal sebagai lokasi Konferensi Asia-Afrika 1955. Konferensi ini merupakan pertemuan penting negara-negara pascakolonial yang mengarah pada pembentukan Gerakan Non-Blok. Saat ini, jalan ini menjadi landmark budaya, dengan tempat konferensi, Gedung Merdeka, dilestarikan sebagai Museum Konferensi Asia-Afrika.

Mayang Sunda

Saya tidak dapat menemukan informasi sejarah atau budaya terverifikasi tentang tempat bernama “Mayang Sunda.” Kemungkinan nama tersebut salah eja, merujuk pada situs yang sangat lokal atau kurang dikenal, atau merupakan istilah dari cerita atau konteks tertentu. Jika Anda memiliki detail lebih lanjut, saya akan dengan senang hati mencoba pencarian lain.

Hotel Savoy Homann

Hotel Savoy Homann adalah hotel bersejarah bergaya art deco di Bandung, Indonesia, yang awalnya didirikan pada akhir abad ke-19. Hotel ini meraih ketenaran internasional pada tahun 1920-an dan 1930-an sebagai persinggahan mewah bagi pelancong di Jalan Raya Pos dan terkenal sering dikunjungi oleh arsitek ternama Le Corbusier. Bangunan ikonik hotel yang streamline saat ini dibangun pada tahun 1939 dan tetap menjadi landmark warisan arsitektur Bandung.

Grand Preanger

Grand Preanger adalah hotel mewah bersejarah yang terletak di Bandung, Indonesia, yang dibuka pada tahun 1920-an selama era kolonial Belanda. Hotel ini dirancang oleh arsitek Belanda terkenal A.F. Aalbers dalam gaya Art Deco, mencerminkan reputasi kota sebagai “Paris van Java.” Hotel ini telah lama menjadi landmark terkemuka, menerima tamu-tamu terhormat dan melambangkan warisan arsitektur elegan kota.