KOTA BEKASI – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bekasi menargetkan capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga 90 persen pada akhir 2025.

Kepala Bapenda Kota Bekasi menyatakan, memasuki kuartal ke-4, realisasi PAD telah mencapai 61 persen. Dia optimistis pada akhir tahun, target PAD yang ditetapkan dapat terpenuhi.

“Memasuki Kuartal IV, realisasi PAD kita sudah mencapai 61,3 persen, dari target yang ditetapkan 64,69 persen. Artinya selisihnya hanya hampir 3 persen,” ujarnya usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPRD Kota Bekasi.

“Makanya kami akan lakukan akselerasi, kami akan kumpulkan tim. Memang waktu saya cukup singkat, kalau bicara digitalisasi masih jauh. Tapi kami akan lakukan akselerasi untuk mendorong tim di Bapenda lebih optimal di lapangan,” tambahnya.

Menurut dia, ada beberapa sektor pajak yang perlu akselerasi atau dorongan agar penerimaannya bisa lebih optimal.

“Sektor pajak yang masih kurang itu Parkir, perhotelan, kesenian dan hiburan, serta BBNKB. Kalau bicara pajak BBNKB, itu tergantung situasi di lapangan, berdasarkan informasi dari Gaikindo kemarin ada penurunan penjualan,” jelasnya.

Dengan sisa waktu kurang dari 4 bulan, dia optimistis Pendapatan Asli Daerah Kota Bekasi bisa mencapai 90 persen.

“Saya optimis, tapi optimisme saya harus dikaji dulu. Masih ada waktu buat saya, baru seminggu saya duduk (di Bapenda). Ini ibarat orang belajar, saya baru dapat bukunya. Jadi akan saya coba optimal. Saya punya target pribadi, semoga bisa capai PAD 90 persen. Kalau soal cita-cita, harus setinggi langit, harapan saya PAD bisa tembus 90 persen di akhir tahun,” tutupnya.

Kota Bekasi

Kota Bekasi adalah pusat industri dan permukiman utama yang terletak di Jawa Barat, Indonesia, tepat di sebelah timur Jakarta. Secara historis, kota ini merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara dan Sunda, dengan bukti pentingnya ditemukan dalam prasasti lokal. Saat ini, Bekasi adalah salah satu kota dengan populasi terpadat dan berkembang paling cepat di wilayah metropolitan Jakarta.

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda)

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) adalah lembaga pemerintah daerah di Indonesia yang bertugas mengelola dan memungut pajak serta retribusi daerah. Lembaga ini dibentuk untuk mendukung otonomi daerah, memberikan wewenang kepada pemerintah lokal untuk menghasilkan pendapatan sendiri. Sejarahnya terkait dengan reformasi desentralisasi fiskal pasca jatuhnya rezim Orde Baru.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Saya tidak dapat memberikan ringkasan untuk “Pendapatan Asli Daerah (PAD)” karena istilah ini tampaknya bukan merujuk pada suatu tempat atau situs budaya yang diakui. Istilah ini lebih merupakan konsep administratif atau ekonomi, kemungkinan terkait dengan pendapatan pemerintah daerah, bukan lokasi fisik dengan sejarah.

Komisi III

Saya tidak dapat memberikan ringkasan untuk “Komisi III” karena istilah ini tidak merujuk pada tempat atau situs budaya spesifik yang diakui secara luas. Istilah ini bisa merujuk pada komite, badan pemerintah, atau proyek dalam organisasi tertentu, tetapi tanpa konteks lebih lanjut, sejarah dan signifikansinya tidak jelas.

DPRD Kota Bekasi

DPRD Kota Bekasi adalah badan legislatif lokal untuk Kota Bekasi, Indonesia. Lembaga ini dibentuk setelah pemekaran kota secara resmi pada tahun 1997, memisahkan diri dari Kabupaten Bekasi. DPRD bertanggung jawab untuk membuat peraturan daerah, penganggaran, dan mengawasi jalannya pemerintahan eksekutif kota.

Gaikindo

Gaikindo adalah Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, sebuah asosiasi dagang yang didirikan pada tahun 1969 untuk mendukung dan mengatur sektor otomotif di Indonesia. Asosiasi ini terkenal karena menyelenggarakan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), salah satu pameran otomotif terbesar di Asia Tenggara. Gaikindo memainkan peran sentral dalam pengembangan industri manufaktur dan pasar otomotif Indonesia.

Parkir

“Parkir” bukanlah situs budaya atau tempat spesifik dengan sejarah, melainkan istilah umum untuk aktivitas atau fasilitas meninggalkan kendaraan sementara. Konsep ini berkembang seiring dengan maraknya mobil pada abad ke-20, yang mengarah pada pengembangan berbagai struktur seperti lahan parkir dan gedung parkir bertingkat untuk mengakomodasi jumlah kendaraan yang terus bertambah di perkotaan.

BBNKB

Saya tidak dapat memberikan ringkasan untuk “BBNKB” karena istilah ini tidak sesuai dengan tempat, situs budaya, atau akronim terkenal dalam konteks sejarah atau budaya. Kemungkinan istilah ini salah eja, sangat khusus, atau merujuk pada referensi lokal yang sangat spesifik.