Dalam kegiatan reses anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dari fraksi PDI Perjuangan, yang digelar dari 5 hingga 14 Oktober 2025 di daerah pemilihan (dapil) Siantar-Simalungun, perhatian tertuju pada lemahnya penanganan infrastruktur dasar di beberapa wilayah.
Satu keprihatinan disampaikan warga Kelurahan Sukadame, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar, yang tinggal di kawasan Jalan Sisingamangaraja, jalan nasional yang terletak tepat di depan SMP Negeri 7 Pematangsiantar.
Mereka menyoroti kondisi drainase yang dangkal dan sempit, membuat kawasan itu rawan banjir setiap kali hujan turun.
“Kalau hujan setengah jam saja, air langsung naik ke jalan. Anak-anak sekolah kesulitan lewat, pengendara motor terpeleset, dan warga terpaksa menunggu air surut dulu baru bisa beraktivitas lagi. Drainase di sini perlu dinormalisasi, diperlebar, dan diperdalam segera,” kata warga dengan nada prihatin dalam pertemuan reses dengan anggota dewan tersebut.
Keluhan serupa disampaikan warga lain di kawasan yang sama. Mereka menambahkan, selain drainase buruk, minimnya penerangan jalan memperparah kondisi keamanan di Jalan Sisingamangaraja.
“Hampir tidak ada lampu penerangan jalan di sini, jadi sangat gelap di malam hari. Beberapa kali terjadi kejadian kriminal, termasuk adik saya sendiri yang menjadi korban begal. iPhone 15 yang baru dibeli direbut paksa saat melewati jalan ini,” cerita warga dengan nada kecewa.
Menanggapi hal ini, anggota dewan menilai situasi ini mencerminkan lambannya respons pemerintah kota dalam menangani masalah banjir dan keamanan publik. Mereka menekankan bahwa masalah infrastruktur dasar seperti drainase dan penerangan jalan harus jadi prioritas utama dalam tata kelola kota.
“Masalah seperti ini bukan hal baru. Tapi yang memprihatinkan, tahun berganti, pejabat berganti, masalahnya tetap sama. Drainase dangkal, jalan gelap, air meluap, warga yang dirugikan. Ini bukti nyata bahwa perencanaan dan perawatan infrastruktur kota tidak berjalan efektif,” tegas anggota dewan itu.
Mereka juga menyoroti bahwa jalan nasional, yang seharusnya menjadi jalur yang aman, justru menjadi lokasi rawan kejahatan setiap kali banjir dan pencahayaan tidak memadai.
“Ini bukan cuma soal drainase, tapi juga keselamatan warga. Jalan utama harus terang, aman, dan nyaman bagi semua pengguna jalan,” tambah anggota dewan tersebut.
Selain Kota Pematangsiantar, keprihatinan serupa disampaikan warga di Kabupaten Simalungun. Seorang warga Nagori Pantoan Maju, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, mengeluhkan kondisi drainase di Jalan Asahan KM 4, jalan provinsi yang kerap banjir saat hujan.
“Setiap hujan deras, air meluap ke jalan dan menyebabkan kemacetan. Jalan Asahan ini lalu lintas kendaraan beratnya padat, tapi drainasenya sempit dan sudah lama tidak diperbaiki. Kami berharap pemerintah provinsi segera memperlebar dan menormalisasi drainase,” ujar mereka.
Menanggapi berbagai keluhan ini, anggota dewan kembali menegaskan komitmennya untuk membawa semua temuan lapangan ke tingkat provinsi, sekaligus mendorong sinergi antara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan Pemerintah Kota Pematangsiantar maupun Pemerintah Kabupaten Simalungun.
“Saya tidak ingin keluhan seperti ini hanya menjadi catatan di buku reses. Ini harus jadi alarm bagi pemerintah daerah bahwa masyarakat sudah lelah dengan banjir yang sama, jalan yang gelap, dan ancaman kejahatan yang berulang,” tutup anggota dewan tersebut.
DPRD Provinsi Sumatera Utara
DPRD Provinsi Sumatera Utara adalah badan legislatif daerah untuk provinsi Sumatera Utara di Indonesia. Lembaga ini dibentuk sebagai bagian dari reformasi desentralisasi dan otonomi daerah Indonesia setelah jatuhnya rezim Orde Baru. Dewan ini bertanggung jawab untuk membuat peraturan daerah, mengawasi anggaran provinsi, dan memantau pemerintahan di wilayah tersebut.
PDI Perjuangan
PDI Perjuangan adalah partai politik besar Indonesia, bukan tempat fisik atau situs budaya. Partai ini didirikan pada 1973 melalui penggabungan beberapa partai nasionalis dan Kristen, dan kemudian direvitalisasi di bawah kepemimpinan Megawati Sukarnoputri pada 1990-an. Partai yang dikenal dengan platform nasionalis dan simbol banteng ini telah memainkan peran sentral dalam politik Indonesia modern.
Daerah Pemilihan Siantar-Simalungun
Daerah Pemilihan (Dapil) Siantar-Simalungun adalah konstituensi politik di Sumatera Utara, Indonesia, yang mencakup Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun di sekitarnya. Secara historis, kawasan ini merupakan bagian dari tanah leluhur masyarakat Simalungun, kelompok etnis Batak, dan Pematangsiantar berkembang menjadi pusat perkotaan dan perdagangan utama. Sebagai daerah pemilihan, wilayah ini penting untuk mewakili populasi yang beragam di legislatif nasional dan daerah.
Kelurahan Sukadame
Saya tidak dapat memberikan ringkasan untuk “Kelurahan Sukadame” karena tidak memiliki informasi sejarah atau budaya spesifik tentang lokasi ini dalam basis pengetahuan saya. Kemungkinan ini merujuk pada kelurahan kecil setempat yang tidak banyak terdokumentasi. Untuk informasi akurat, disarankan untuk merujuk catatan sejarah setempat atau sumber daya pariwisata dari wilayah terkait.
Kecamatan Siantar Utara
Kecamatan Siantar Utara adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia. Wilayah ini merupakan bagian dari pusat kota dan kawasan permukiman yang padat. Kecamatan ini dikenal dengan aktivitas perkotaannya dan menjadi tempat bagi berbagai fasilitas publik serta permukiman warga.
Kota Pematangsiantar
Pematangsiantar, sering disebut Siantar, adalah kota besar di Sumatera Utara, Indonesia, dengan sejarah sebagai pusat perdagangan penting bagi masyarakat Batak Simalungun. Kota ini pernah menjadi ibuota Kerajaan Simalungun sebelum bergabung dengan Hindia Belanda dan kemudian Indonesia. Saat ini, Siantar merupakan pusat ekonomi dan budaya yang ramai, dikenal dengan populasi yang beragam dan kedekatannya dengan Danau Toba.
Jalan Sisingamangaraja
Jalan Sisingamangaraja adalah nama jalan yang umum di berbagai kota di Indonesia, termasuk di Pematangsiantar, sebagai penghormatan kepada Sisingamangaraja XII, pahlawan nasional dan raja Batak yang memimpin perlawanan panjang terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Penamaan jalan ini menjadi penghargaan terhadap warisan perjuangannya dan perjuangan Indonesia untuk kemerdekaan.
SMP Negeri 7 Pematangsiantar
SMP Negeri 7 Pematangsiantar adalah sekolah menengah pertama negeri yang terletak di Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia. Sebagai sekolah negeri, lembaga ini didirikan untuk menyediakan pendidikan formal bagi masyarakat setempat dan telah menjadi bagian dari infrastruktur pendidikan kota. Sejarahnya terkait dengan pengembangan sistem pendidikan nasional di Indonesia, berkontribusi pada lanskap akademik dan budaya wilayah ini selama bertahun-tahun.