Gubernur Cebu memuji Philippine Charity Sweepstakes Office (PCSO) atas tindakan tegas dan komitmen kuatnya untuk pelayanan publik pasca gempa bumi dahsyat bermagnitudo 6,9 yang mengguncang Cebu dan provinsi sekitarnya.
Gubernur secara khusus menyoroti penyebaran cepat bantuan dan dukungan medis vital PCSO melalui Bayanihan Aid Caravan, dengan menyatakan bahwa PCSO adalah salah satu lembaga nasional pertama yang memberikan bantuan bagi korban segera setelah gempa terjadi.
“Kami sangat berterima kasih kepada PCSO atas respons cepatnya dan upaya membantu dengan segera saat Cebu sangat membutuhkannya,” ujar Gubernur.
Sebagai pengingat, PCSO dengan cepat memobilisasi kantor cabangnya dan mengajak perusahaan agen resminya (AAC) dalam hitungan jam pasca gempa untuk mengirimkan paket makanan, paket kebersihan, dan barang-barang penting lainnya ke daerah yang paling parah terdampak.
Selanjutnya, PCSO mengerahkan Bayanihan Aid Caravan untuk mendistribusikan ChariTimba, paket bantuan, dan perlengkapan evakuasi kepada keluarga terdampak di sebagian besar Cebu utara, termasuk Kota Bogo, San Remigio, Medellin, Borbon, Sogod, Tabogon, Tabuelan, Daanbantayan, Bantayan, Santa Fe, dan Madridejos.
Lembaga tersebut juga secara signifikan meningkatkan kapabilitas layanan kesehatan darurat Cebu dengan menyerahkan 11 ambulans atau kendaraan transportasi pasien (PTV) baru kepada unit pemerintah lokal di Kota Lapu-Lapu, Kota Mandaue, Kota Naga, Alegria, Asturias, Consolacion, Madridejos, Poro, San Francisco, Tabogon, dan Tuburan.
“Kendaraan transportasi pasien tambahan ini akan menjadi sumber daya kritis yang memungkinkan respons medis lebih cepat untuk komunitas terpencil,” kata Gubernur.
Ia juga menyampaikan terima kasih atas kepemimpinan yang efisien yang memastikan lembaga-lembaga nasional dapat dimobilisasi dengan cepat selama krisis.
Direktur Utama PCSO memuji para personel lapangan dan perusahaan mitra yang gigih meski menghadapi tantangan untuk menjangkau dan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.
“Setiap menit sangat berharga pasca gempa. Kehadiran kami paling berarti pada momen-momen krusial itu,” ujar Direktur Utama.
“Melihat tim dan mitra kami melintasi darat, udara, dan laut untuk menjangkau komunitas terdampak adalah penegasan bahwa pelayanan publik bukan hanya tugas kami — itu adalah panggilan kami.”
Para kepala daerah dari kotamadya penerima juga menyampaikan apresiasi atas bantuan tepat waktu dan substansial yang diberikan oleh PCSO.
Mereka khususnya mencatat bahwa ribuan paket bantuan ChariTimba dan PTV baru akan sangat meningkatkan upaya tanggap darurat dan pemulihan lokal.
Bayanihan Aid Caravan akan melanjutkan misinya di provinsi-provinsi Visayas lainnya, memperkuat janji kuat PCSO bahwa tidak ada komunitas yang tertinggal di saat krisis.
Cebu
Cebu adalah pusat budaya dan sejarah utama di Filipina, dikenal sebagai lokasi permukiman Spanyol pertama di negara tersebut. Landmark sejarahnya yang paling terkenal adalah Salib Magellan, yang ditancapkan oleh penjelajah Portugis Ferdinand Magellan pada 1521 untuk menandai pengenalan agama Kristen. Saat ini, Cebu adalah pusat metropolitan yang dinamis, terkenal dengan pelabuhannya yang ramai, warisan Spanyol-Filipina yang kaya, dan Festival Sinulog yang populer.
Philippine Charity Sweepstakes Office (PCSO)
Philippine Charity Sweepstakes Office (PCSO) adalah perusahaan milik pemerintah yang didirikan pada 1935 untuk mengumpulkan dana bagi program kesehatan, bantuan medis, dan layanan amal. Dana utamanya diperoleh melalui permainan lotere dan undian. Selama beberapa dekade, PCSO telah menjadi sumber pendanaan penting bagi pasien tidak mampu dan berbagai inisiatif kesehatan nasional.
Kapal Penjaga Pantai Filipina ‘Gabriela Silang’
Kapal Penjaga Pantai Filipina “Gabriela Silang” (OPV-8301) adalah kapal patroli lepas pantai pertama sepanjang 84 meter di kelasnya dan merupakan kapal andalan armada Penjaga Pantai Filipina. Kapal ini dinamai dari Gabriela Silang, seorang pemimpin revolusioner Filipina abad ke-18 dan pahlawan nasional. Kapal ini dibangun oleh OCEA di Prancis dan mulai bertugas pada 2020 untuk meningkatkan keamanan dan kemampuan patroli maritim negara.
Bayanihan Aid Caravan
Bayanihan Aid Caravan bukanlah tempat fisik, melainkan ekspresi modern dan mobile dari tradisi budaya Filipina “bayanihan,” yang berarti persatuan dan kerja sama komunitas. Karavan ini adalah upaya bantuan terorganisir, sering kali sebagai respons terhadap bencana atau krisis, di mana relawan berkonvoi untuk mengantarkan barang dan layanan penting langsung ke komunitas terdampak. Mereka mewujudkan semangat bayanihan historis dengan memobilisasi aksi kolektif untuk memberikan bantuan dan dukungan segera kepada yang membutuhkan.
ChariTimba
Saya tidak dapat memberikan ringkasan untuk “ChariTimba” karena tidak memiliki informasi tentang tempat atau situs budaya ini dalam basis pengetahuan saya. Kemungkinan namanya salah eja, merujuk pada lokasi yang sangat lokal atau tidak jelas, atau merupakan kreasi fiksi. Untuk mendapatkan informasi yang akurat, Anda mungkin perlu memverifikasi ejaan yang benar atau memberikan konteks lebih lanjut.
Kota Bogo
Kota Bogo adalah pusat perkotaan yang ramai terletak di bagian utara provinsi Cebu, Filipina. Secara historis, kota ini bermula sebagai permukiman kecil dan secara resmi didirikan sebagai munisipalitas pada 1850, kemudian memperoleh status kota pada 2007. Kota ini dikenal karena peran pentingnya dalam industri gula dan tekstil, serta merupakan pusat komersial dan pendidikan utama di wilayah tersebut.
Kota Lapu-Lapu
Kota Lapu-Lapu adalah kota yang sangat terurbanisasi yang terletak di Pulau Mactan, Filipina. Secara historis, kota ini terkenal sebagai lokasi Pertempuran Mactan 1521, di mana kepala suku pribumi Lapu-Lapu dan para pejuangnya mengalahkan pasukan Spanyol yang dipimpin Ferdinand Magellan. Saat ini, kota ini adalah pusat ekonomi utama yang dikenal dengan industrinya yang ramai dan sebagai lokasi Bandara Internasional Mactan-Cebu.
Kota Mandaue
Kota Mandaue adalah kota yang sangat terurbanisasi yang terletak di Cebu, Filipina, dikenal sebagai pusat industri utama. Secara historis, kota ini didirikan sebagai *visita* (distrik tanpa pastor tetap) oleh Spanyol pada 1580, menjadikannya salah satu kota tertua di provinsi tersebut. Kota ini juga merupakan lokasi Landmark Sejarah Nasional, Bantayan sa Hari (Menara Pengawas Raja), sebuah menara pengawas batu yang dibangun pada abad ke-17 untuk mempertahankan diri dari perompak Moro.