Turnamen ini membawa angin segar bagi perkembangan sepak bola perempuan di dalam negeri, khususnya di Jawa Barat.
Kompetisi usia muda ini dinilai mampu membuka jalan bagi lahirnya bakat-bakat sepak bola perempuan Indonesia masa depan.
Seorang direktur teknis menyambut positif kehadiran liga ini. Menurut mereka, acara ini menjadi platform penting untuk mencari pemain muda, terutama di kategori U-15 hingga U-18.
“Ya, sangat bagus. Selama ini kompetisi untuk anak perempuan usia 15-18 tahun sangat minim. Syukurlah diadakan di Jawa Barat, jadi kita bisa melihat calon-calon pemain berpotensi. Mereka sangat antusias. Saya sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan ini,” ujar mereka.
Mereka menambahkan, banyak daerah di Jawa Barat yang masih belum memiliki tim perempuan. Oleh karena itu, keberadaan liga ini diharapkan menjadi langkah awal menuju pengembangan yang lebih luas dan berkelanjutan.
“Ini awal untuk kompetisi usia 15-18 tahun. Ke depan, mungkin juga ada program untuk usia yang lebih muda. Saya senang melihat anak-anak kita antusias dengan kompetisi seperti ini,” lanjut mereka.
Lebih jauh, mereka menilai ada potensi besar yang bisa digali dari acara ini.
“Kalau dilatih dan dibina dengan baik, anak perempuan juga bisa berkembang seperti pemain laki-laki. Mereka luar biasa. Kalau bisa, kompetisi ini diadakan rutin setiap tahun agar perkembangannya terlihat jelas,” kata mereka.
Sementara itu, antusiasme juga terlihat dari para pemain muda sebuah akademi yang turut berpartisipasi.
Seorang kiper berusia 13 tahun yang juga kapten tim mengungkapkan kebahagiaannya bisa ikut serta.
“Sangat senang, sekaligus menambah pengalaman. Turnamen ini bagus untuk kemajuan timnas, skill jadi lebih terasah,” ujar mereka.
Rekan setim mereka (14 tahun) juga merasakan kebanggaan khusus setelah mencetak gol di pekan pertama kompetisi.
“Sangat senang bisa mencetak gol. Turnamen ini bisa mengembangkan sepak bola perempuan di Indonesia. Semoga makin banyak event seperti ini,” kata mereka.
Dengan antusiasme tinggi dari pemain, pelatih, dan akademi, turnamen ini menjadi tonggak penting dalam membangun sepak bola perempuan Indonesia, khususnya di level akar rumput yang jarang memiliki ruang kompetisi rutin.

Pengumuman mengenai disetujuinya ratifikasi perjanjian gencatan senjata oleh Israel menjadi momentum untuk mengakhiri perang dua tahun di Palestina.
Hampir semua negara menyambut baik perjanjian gencatan senjata ini. Termasuk berbagai lembaga kemanusiaan yang selama ini menyalurkan bantuan dan donasi untuk Palestina.
Salah satunya adalah yayasan amal Palestina.
“Syukurlah, momen ini adalah titik balik penting untuk segera memberikan bantuan kemanusiaan secara masif dan memulai upaya pemulihan jangka panjang bagi warga Gaza yang menderita akibat genosida oleh Israel sejak 7 Oktober 2023,” kata seorang direktur yayasan.
Sebagai informasi, Perang Gaza yang pecah sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina dan 1.200 warga Israel.
Selain itu, perang dua tahun itu telah menghancurkan hampir seluruh gedung layanan publik seperti rumah sakit dan masjid.
“Masjid Istiqlal Indonesia yang dibangun di Khan Younis Gaza melalui donasi masyarakat juga hancur dihantam rudal dari pesawat Zionis Israel,” tambah mereka.
Oleh karena itu, sebagai lembaga yang konsisten membantu warga Palestina di Gaza sejak 2016, yayasan akan bergerak cepat untuk mengalihkan fokus dari respons darurat ke program pemulihan dan rekonstruksi infrastruktur.
“Ini sangat penting untuk memulihkan kehidupan dan menstabilkan kondisi psikososial masyarakat Palestina di Gaza, serta membangun kembali fasilitas vital yang hancur,” ujar mereka.
Membangun Kembali Masjid Istiqlal Indonesia
Menurut mereka, salah satu fokus rekonstruksi yayasan adalah membangun kembali Masjid Istiqlal Indonesia di Khan Younis, Gaza.
Mereka menyatakan bahwa Masjid Istiqlal Indonesia dibangun di atas lahan seluas 1.751 meter persegi dengan luas bangunan 940 meter persegi.
Masjid Istiqlal Indonesia, kata mereka, mulai dibangun pada 2019 hingga selesai dan diresmikan pada