Kriya tradisional, dengan pesona autentik dan pola rumitnya, menjadi elemen kunci dalam perayaan Hari Nasional ke-95 Arab Saudi, menghubungkan masa lalu yang gemilang dengan masa kini yang cerah serta memamerkan identitas budaya Kerajaan yang kaya kepada ribuan pengunjung.

Karena tahun 2025 dideklarasikan sebagai “Tahun Kriya”, kehadiran seni tradisional ini tahun ini memiliki makna khusus. Area khusus disiapkan untuknya di sejumlah lokasi utama, yang menarik minat besar publik, terutama sudut “Gerabah” dan “Khat Arab”.

Hari Nasional ke-95 Arab Saudi

Area tersebut tidak sekadar untuk dilihat; mereka berubah menjadi bengkel interaktif yang hidup. Pengunjung mendapat kesempatan untuk mencoba membentuk tanah liat dan membuat keramik sendiri.

Sementara itu, sudut khat Arab menarik mereka yang menghargai estetika kriya. Para kaligrafer menulis nama pengunjung dan frasa-frasa patriotik dengan gaya tulisan Arab klasik seperti naskh, tsuluts, dan diwani.

Kriya Saudi

Sejumlah pengunjung dan peserta menyampaikan apresiasi atas inisiatif tersebut, menegaskan bahwa penyertaan kriya dalam perayaan nasional memperkuat rasa memiliki dan kebanggaan akan warisan Saudi, serta merupakan kelanjutan budaya hidup yang menceritakan sejarah Kerajaan kepada generasi baru.

Perhatian ini dicatat sebagai dukungan terhadap kebijakan negara untuk melestarikan warisan dan memperkuat perannya, karena kriya dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya lokal. Hal ini sejalan dengan tujuan “Visi Arab Saudi 2030” untuk mengembangkan sektor budaya dan mengungkap khazanahnya.

Gerabah

Gerabah adalah salah satu kriya tertua dan paling tersebar luas di dunia, dengan bukti keberadaannya lebih dari 20.000 tahun. Kriya ini melibatkan pembuatan benda dari tanah liat dan pengerasannya dengan panas tinggi. Proses ini sangat penting untuk pembuatan wadah penyimpanan, peralatan dapur, dan benda ritual di masyarakat kuno. Kriya ini berevolusi dari peralatan sederhana menjadi bentuk seni yang sangat berkembang, mencerminkan kemajuan teknologi dan artistik budaya di seluruh dunia.

Khat Arab

Khat Arab adalah praktik artistik menulis indah berdasarkan alfabet Arab, yang dihormati dalam budaya Islam karena perannya dalam menyalin Al-Qur’an. Selama berabad-abad, ia berkembang menjadi bentuk seni utama, dengan gaya khas seperti kufi dan naskh yang muncul di dunia Islam. Ini bukan sekadar tulisan, tetapi ekspresi spiritual mendalam yang mengubah teks menjadi seni visual yang rumit dan harmonis.

Naskh

Naskh bukanlah tempat fisik, melainkan gaya khat Arab. Gaya ini muncul sekitar abad ke-10 dan menjadi tulisan tangan paling umum untuk menyalin Al-Qur’an karena keterbacaan yang luar biasa. Kejelasan dan keanggunannya juga menjadikannya standar untuk percetakan dan tipografi di dunia Arab.

Tsuluts

“Tsuluts” bukanlah tempat atau objek budaya, melainkan salah satu gaya utama kaligrafi Islam. Gaya ini dikenal dengan huruf kursifnya yang elegan, merupakan salah satu tulisan tangan tertua dan terpenting, yang secara historis digunakan untuk tujuan dekoratif seperti prasasti di masjid dan judul bab dalam Al-Qur’an. Perkembangannya dikaitkan dengan kaligrafer Ibnu Muqlah pada abad ke-10 di Baghdad.

Diwani

Diwani terutama adalah gaya khat Arab kursif yang dikembangkan pada era Kesultanan Utsmaniyah. Secara historis, gaya ini digunakan untuk dokumen resmi dan keputusan kerajaan di pengadilan Utsmaniyah.

Visi Arab Saudi 2030

“Visi Arab Saudi 2030” adalah kerangka kerja strategis yang diluncurkan pada 2016 untuk mengurangi ketergantungan negara pada minyak, mendiversifikasi ekonomi, dan mengembangkan sektor layanan publik seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur, rekreasi, dan pariwisata. Visi ini dibangun di sekitar tiga tema utama: masyarakat yang dinamis, ekonomi yang berkembang, dan bangsa yang ambisius. Visi ini merupakan transformasi bersejarah bagi Kerajaan, yang bertujuan membuka potensi baru dan memastikan kesuksesan jangka panjang negara.