Pada 11 Oktober, Wuhan Open 2025 mencapai klimaksnya dengan dua pertandingan semifinal yang menampilkan empat pemain peringkat sepuluh besar dunia. Unggulan ketiga Coco Gauff mengalahkan unggulan ketujuh Jasmine Paolini 2-0 untuk mencapai final Wuhan Open pertama kali dalam kariernya. Lawannya di final adalah unggulan keenam Jessica Pegula, yang mengatasi juara Wuhan tiga kali Aryna Sabalenka 2-1 dalam pertandingan tiga set yang menegangkan, mengakhiri mimpi Sabalenka meraih empat gelar beruntun.
Gauff Raih Final Wuhan Pertama
Meski telah kalah tiga kali sebelumnya dari Paolini, kali ini di Wuhan Gauff-lah yang keluar sebagai pemenang. Gauff mengeliminasi Paolini dalam dua set langsung 6-4, 6-3, mencapai final Wuhan Open pertama kalinya dan menandai final WTA 1000 ketiganya musim ini serta kelima secara total.
Setelah set pertama dimulai, kedua pemain mempertahankan servis mereka hingga imbang 2-2. Mereka kemudian terlibat dalam serangkaian break servis, dengan Gauff mem-break lebih dulu dan Paolini langsung membalas break. Di game kesembilan, Paolini memenangkan empat poin beruntun untuk mem-break balik dan mempersempit ketertinggalan menjadi 4-5. Namun, Gauff kembali mem-break di game kesepuluh untuk memenangkan set pertama 6-4.
Dibawah sorak sorai penonton, Paolini bangkit di set kedua, berlari mengitari lapangan untuk memimpin 3-2 setelah lima game. Gauff kemudian mulai menguasai pertandingan. Di game kesembilan yang krusial, Gauff memperoleh tiga match point, dengan Paolini menyelamatkan dua di antaranya. Gauff mengkonversi match point terakhir dengan voli indah di net, lalu duduk di lapangan untuk merayakan kemenangannya.
Ini menandai penampilan pertama Gauff di final Wuhan, setelah kalah dari Sabalenka di semifinal tahun lalu. Mengenai final, Gauff berkata: “Saya pernah mencapai final sebelumnya, baik menang maupun kalah. Saya yakin pengalaman sebelumnya akan membantu saya dengan baik. Terlepas dari lawan, saya perlu fokus pada diri sendiri dan menampilkan tenis terbaik saya.”
Sabalenka Alami Kekalahan Mengejutkan
Sabalenka yang dominan menghadapi lawan terberatnya di semifinal melawan unggulan keenam Pegula. Sebelum semifinal di Wuhan tahun ini, Pegula telah memainkan pertandingan tiga set di semua babak sebelumnya dan memenangkan semuanya.

Dua set pertama berakhir dengan kedudukan imbang 1-1. Set penentu penuh dengan kejutan, Sabalenka memimpin 2-0 sebelum Pegula menyamakan kedudukan. Sabalenka kemudian memenangkan tiga game beruntun untuk memimpin 5-2. Pegula kemudian melakukan comeback menakjubkan, memenangkan empat game beruntun untuk memimpin 6-5. Di game kesebelas, Pegula memaksa tiga break point pada servis Sabalenka. Sabalenka menyelamatkan ketiganya untuk menyamakan game tetapi akhirnya kalah, hingga begitu frustasi ia melempar raketnya.
Game keduabelas bahkan lebih dramatis, karena Pegula, yang pertama memperoleh match point, secara mengejutkan melakukan empat double fault. Game tersebut mencapai deuce lima kali sebelum Sabalenka akhirnya memaksa tiebreak.
Di tiebreak, Sabalenka tampak tidak tenang dan dengan cepat kalah 2-7, mengakhiri pertahanan gelar Wuhan-nya secara tiba-tiba dan menghentikan rekor kemenangan beruntunnya di Wuhan di angka 20 pertandingan.
Di final, Pegula akan menghadapi rekan senegaranya, Gauff. Siapa pun yang menang, Wuhan Open akan memiliki juara baru. Pegula menyatakan: “Gauff dan saya saling mengenal sangat baik dan memahami gaya serta taktik satu sama lain. Dia pemain yang hebat, dan ini akan menjadi pertandingan yang bagus.”