Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung membuka acara pembukaan Jakarta Economic Forum (JEF) 2025 dan meluncurkan ACT JEF 2025: #JagaJakarta di Plaza Tenggara, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat.
Dalam sambutannya, Pramono mengapresiasi tema utama tahun ini, “Simfoni Ekonomi Jakarta Menuju Kota Global dan Berbudaya”. Menurutnya, tema ini mencerminkan semangat kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota global.
“Saya membayangkan simfoni ini seperti orkestrasi. Orkestrasi akan baik jika konduktornya bisa mengatur dengan baik. Jadi bagi saya, kolaborasi dengan Bank Indonesia dan OJK menjadi salah satu kata kunci jika kita ingin memajukan Jakarta,” kata Pramono.
Ia juga mengungkapkan idenya untuk menggelar lomba digitalisasi pasar yang melibatkan Bank Indonesia dan OJK. Program ini bertujuan menciptakan kompetisi sehat antar bank dalam memberikan edukasi digital kepada pedagang di pasar tradisional se-Ibu Kota.
“Jujur, itu 1000 persen ide saya,” tambahnya.
Pramono menjelaskan, lomba digitalisasi pasar telah memberikan dampak positif yang signifikan, terutama dengan meningkatnya penggunaan QRIS di pasar-pasar Jakarta. Selain mendorong efisiensi transaksi, digitalisasi juga membantu menciptakan lingkungan pasar yang lebih aman.
“Begitu orang di pasar pakai QRIS, preman dan copet berkurang drastis. Berbeda dengan uang tunai,” jelasnya.
Lebih lanjut, Pramono berharap kolaborasi antara Pemprov DKI Jakarta, Bank Indonesia, OJK, dan perbankan dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Jakarta.
“Jakarta sekarang tumbuh 5,18 persen, di atas pertumbuhan ekonomi nasional 5,12 persen. Inflasi juga sangat terkendali. Pada kesempatan ini kami menyampaikan bahwa target perpajakan Jakarta alhamdulillah sudah tercapai,” ujarnya.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia menilai penyelenggaraan JEF dan JakreatiFest merupakan upaya bersama besar yang memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian Indonesia. Ia menekankan pentingnya mengoptimalkan potensi ekonomi baru di Jakarta melalui pendampingan dan pelatihan bagi pelaku UMKM.
“Sebagian besar UMKM binaan telah berhasil go digital dan go export, serta berkontribusi signifikan bagi pembangunan ekonomi Jakarta. Potensi lain yang perlu digenjot antara lain wisata kota dan pengembangan MICE, termasuk revitalisasi kawasan Kota Tua dan wisata Kepulauan Seribu,” paparnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jakarta menambahkan, sepanjang 2025, berbagai rangkaian kegiatan telah digelar sebagai bagian dari JEF, seperti diskusi panel, peluncuran buku “Transformasi Ekonomi Jakarta untuk Pertumbuhan Berkelanjutan”, Lomba Menulis yang dihadiri lebih dari 400 peserta, dan workshop kewirausahaan bagi pelaku usaha disabilitas.
Puncak acara JEF 2025 digelar dalam format festival ekonomi kolaboratif yang melibatkan lebih dari 80 booth peserta, terdiri dari pelaku UMKM binaan Pemprov DKI Jakarta, Kodam Jaya, Polda Metro Jaya, OJK, perbankan, dan komunitas kreatif. Kegiatan ini juga menampilkan showcase komunitas, booth edukasi, dan lomba band.
Menurutnya, JEF telah menjadi simbol nyata sinergi seluruh elemen pentahelix pemerintah, regulator, dunia usaha, akademisi, dan komunitas dalam mendukung pembangunan ekonomi Jakarta yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.
“Semangat optimisme juga disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia. Ia menekankan bahwa Jakarta bukan hanya pusat ekonomi dan keuangan Indonesia, tetapi juga jantung ekonomi berbasis jasa, ekonomi kreatif, inovatif, dan ekonomi digital. Lebih dari 56 persen ekonomi Jakarta tumbuh dari sektor ini, dan di sanalah masa depan Jakarta,” tutupnya.

