Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil menggulung laboratorium rahasia pembuatan sabu-sabu yang beroperasi di sebuah apartemen di kawasan Cisauk, Kabupaten Tangerang.

Laboratorium skala rumahan ini diduga telah beroperasi selama enam bulan dan menghasilkan keuntungan luar biasa hingga Rp1 miliar.

Menurut informasi, bisnis ilegal yang dijalankan oleh dua residivis ini dilakukan dengan metode pemasaran terorganisir untuk menghindari deteksi.

Mereka memanfaatkan media sosial dan sistem *dead-drop*, metode yang kerap digunakan jaringan narkoba.

“Pemasaran dilakukan via telepon seluler. Mereka mengatur pertemuan di satu lokasi, barang ditaruh lalu diawasi dari kejauhan sebelum diambil pembeli. Namun, ada juga yang diserahkan langsung,” jelas petugas.

Dalam penggerebekan, BNN mengamankan sejumlah barang bukti penting terkait proses produksi sabu. Bukti yang disita antara lain sabu cair dan kristal, bahan baku kimia, serta peralatan laboratorium.

“209,02 gram sabu kristal, 1.066 gram prekursor efedrin, 1.503 mililiter aseton, 400 mililiter asam sulfat, 3.434 mililiter toluena,” tertera dalam daftar.

Petugas menegaskan kembali komitmen BNN memberantas peredaran narkoba. “Kami akan terus mendalami jaringan ini untuk menekan produksi dan distribusi narkotika di wilayah Tangerang dan sekitarnya,” pungkas pernyataan itu.