SIDOARJO – Runtuhnya gedung masjid di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khozini di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin siang menjadi luka mendalam bagi komunitas pesantren dan warga setempat. Masjid tiga lantai itu ambruk sekitar pukul 15.15 waktu setempat, saat sedang berlangsung kegiatan belajar santri.

Pembina, KH Abdus Salam Mujib, menyerukan semua pihak menerima musibah ini dengan ikhlas. Ia berharap tragedi ini menjadi ujian yang kelak akan diganti Allah dengan kebaikan yang lebih besar.

“Ini adalah takdir dari Allah. Kita semua harus bersabar, dan insyaallah, ini akan diganti dengan yang lebih baik,” ujar kiai Abdus Salam, yang juga merupakan pengasuh pesantren tersebut.

Pascakejadian, kegiatan belajar mengajar di pesantren untuk sementara dihentikan. Pihak pengelola pesantren belum dapat memastikan kapan aktivitas belajar akan kembali normal.

Gedung masjid sebenarnya masih dalam tahap pembangunan yang telah berjalan selama 10 bulan. Rencananya, lantai satu akan digunakan sebagai masjid untuk santri putra, sedangkan lantai dua dan tiga akan difungsikan sebagai aula untuk kegiatan seperti diskusi keagamaan dan forum santri lainnya.

Menjelang musibah, pada pagi hingga siang hari, dilakukan pengecoran tahap akhir di lantai tiga. Meski proses pengecoran selesai, tiang penyangga gedung diduga belum cukup kuat menahan beban. Akibatnya, struktur bangunan tidak mampu menahan tekanan dan akhirnya runtuh.

“Sepertinya tiang betonnya belum cukup kuat menahan beban, sehingga menyebabkan tiang itu tertekan ke bawah dan bangunan runtuh,” jelas kiai Abdus Salam.

Musibah runtuhnya masjid ini menimbulkan keprihatinan mendalam dari orang tua santri, alumni, dan masyarakat luas. Banyak doa dan ucapan dukungan yang mengalir dengan harapan, komunitas besar Ponpes Al-Khozini diberi kesabaran dan kekuatan menghadapi ujian berat ini.

Pondok Pesantren Al-Khozini

Pondok Pesantren Al-Khozini adalah lembaga pendidikan Islam (pesantren) ternama yang terletak di Surabaya, Indonesia. Didirikan pada tahun 1958 oleh K.H. Ahmad Masduki Mashum, pesantren ini telah berkembang menjadi kompleks besar yang menyediakan pendidikan agama tradisional maupun pendidikan umum modern. Sekolah ini dikenal perannya dalam pengembangan ilmu keislaman dan pemberdayaan masyarakat di wilayah tersebut.

Sidoarjo

Sidoarjo adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia, yang secara historis dikenal sebagai pelabuhan dan pusat perdagangan penting pada masa Kerajaan Majapahit. Saat ini, kawasan ini paling dikenal karena bencana lumpur panas ‘Lusi’ – semburan lumpur vulkanik besar yang dimulai pada 2006 dan menenggelamkan banyak desa, menciptakan bencana ekologis dan sosial yang signifikan.

Jawa Timur

Jawa Timur adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terkenal dengan lanskap vulkaniknya yang menakjubkan, candi-candi kuno, dan pusat-pusat perkotaan yang ramai. Sejarahnya berakar pada Kerajaan Hindu-Buddha Majapahit yang kuat, yang menguasai sebagian besar kepulauan Indonesia dari abad ke-13 hingga ke-16, meninggalkan warisan seperti kompleks candi Penataran di lereng gunung. Saat ini, kawasan ini juga terkenal dengan Gunung Bromo yang masih aktif dan ibu kotanya, Surabaya – kota pelabuhan besar dengan warisan kolonial yang kaya.

Buduran

Tidak ditemukan informasi historis atau budaya spesifik tentang tempat bernama ‘Buduran’ yang cukup menonjol. Ini adalah nama wilayah yang umum di Indonesia, paling dikenal sebagai sebuah kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Tanpa konteks yang lebih spesifik, tidak mungkin memberikan deskripsi bermakna tentangnya sebagai situs budaya atau sejarah yang signifikan.

Masjid di Pondok Pesantren Al-Khozini

Masjid di Pondok Pesantren Al-Khozini berfungsi sebagai pusat ibadah dan pembelajaran agama bagi para santri dan komunitas sekolah. Meski detail historis spesifiknya terbatas, masjid ini beroperasi sebagai bagian integral dari pesantren – lembaga dengan akar kuat dalam tradisi pendidikan Islam Indonesia. Masjid ini dimaksudkan untuk mendukung salat harian maupun kajian ilmu-ilmu keislaman, yang mencerminkan misi sekolah dalam menggabungkan perkembangan spiritual dan akademik.