Target Kapasitas 244 GW pada 2037, Cetak Biru Investasi Modal Rp7 Lakh Crore Disampaikan

Perusahaan energi terkemuka negara, NTPC, menyelenggarakan Pertemuan Pemberi Pinjaman ke-18 di New Delhi. Acara ini menampilkan diskusi mendalam tentang kinerja operasional dan keuangan perusahaan, inisiatif hijau, rencana pengembangan dan diversifikasi, pengeluaran modal masa depan, serta kebutuhan pendanaan. Perwakilan dari bank domestik dan internasional utama, lembaga keuangan, dan agensi pemeringkat kredit hadir dalam pertemuan tersebut.

Dalam sambutan pembukaan, berbagai perspektif dibagikan mengenai lanskap sektor energi yang berubah dan peluang yang tersedia bagi NTPC dalam lingkungan transformatif ini. Selanjutnya, presentasi rinci menguraikan transformasi NTPC menjadi grup energi terintegrasi.

Dalam serangkaian presentasi, NTPC dan perusahaan grupnya menunjukkan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, selaras dengan visi nasional. Agen pemeringkat kredit terkemuka membagikan pandangan mereka tentang peringkat sovereign negara, kondisi sektor ketenagalistrikan, dan profil kredit NTPC.

Pertemuan juga mencakup sesi tanya jawab interaktif di mana manajemen NTPC menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh pemberi pinjaman dan peserta lainnya. Pimpinan puncak NTPC, bersama CEO dan CFO dari perusahaan grup utama, hadir dalam acara tersebut.

Pertemuan Pemberi Pinjaman ini mendorong dialog yang bermakna antara NTPC, perusahaan grupnya, pemberi pinjaman, dan agensi pemeringkat kredit, memperkuat saling percaya dan kerja sama untuk rencana pengembangan masa depan.

Saat ini, NTPC mengoperasikan kapasitas terpasang 85 GW, dengan 32 GW kapasitas dalam tahap konstruksi. Perusahaan telah menetapkan target ambisius untuk mencapai 149 GW (termasuk 60 GW energi terbarukan) pada 2032 dan kapasitas 244 GW pada 2037. Peta jalan ini merencanakan pengeluaran modal sekitar Rp7 lakh crore, yang mencakup sistem penyimpanan energi, proyek penyimpanan pompa, serta ekspansi ke sektor energi nuklir, hidrogen hijau, dan kimia.

Dengan portofolio beragam yang terdiri dari pembangkit listrik termal, hidro, surya, dan angin, NTPC berkomitmen untuk memastikan pasokan listrik yang andal, terjangkau, dan berkelanjutan bagi bangsa, dengan menekankan inovasi berkelanjutan dan adopsi teknologi energi bersih untuk masa depan yang lebih hijau.

New Delhi

New Delhi adalah ibu kota India, diresmikan secara resmi pada 1931 sebagai pusat pemerintahan baru British Raj, menggantikan Kalkuta. Kota ini dirancang oleh arsitek Inggris Edwin Lutyens dan Herbert Baker, menampilkan jalan raya lebar dan bangunan megah era kolonial seperti Rashtrapati Bhavan dan India Gate. Saat ini, New Delhi berfungsi sebagai pusat politik dan administratif negara, berdekatan dengan kota bersejarah Old Delhi.