SURAKARTA – Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 2025–2030 secara resmi dilantik di Monumen Pers Nasional, Surakarta, Jawa Tengah, pada hari Sabtu.

Upacara pelantikan ini dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika beserta Wakil Menteri, serta diikuti oleh ratusan pengurus PWI dari seluruh Indonesia.

Dalam sambutannya, Menteri menekankan bahwa momen pelantikan ini tidak boleh hanya bersifat seremonial, melainkan menjadi kesempatan berharga untuk menegaskan kembali pentingnya pers dalam menegakkan kebenaran dan persatuan bangsa.

“Momen pelantikan ini diharapkan bukan sekadar seremonial, tapi juga peluang berharga untuk memperkuat peran vital pers sebagai penjuru kebenaran dan pemersatu bangsa,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa pemerintah menjamin kemandirian pers dengan tidak campur tangan dalam proses rekonsiliasi PWI yang berhasil dicapai secara demokratis.

Persatuan sebagai Kunci

Ketua Umum PWI Pusat terpilih menjelaskan bahwa pemilihan Monumen Pers sebagai lokasi pelantikan adalah hasil diskusi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

“Monumen Pers mewakili semangat persatuan dan perjuangan para pendiri yang mendirikan PWI. Oleh karena itu, sangat tepat jika pelantikan digelar di sini. Persatuan adalah kunci bagi kita semua,” tegasnya.

PWI Bekasi Raya Hadir dengan Semangat Kesetiaan

Hadir dalam acara tersebut, Ketua PWI Bekasi Raya memimpin delegasi dari Bekasi bersama empat anggota PWI Bekasi Raya lainnya. Mereka berangkat ke Surakarta pada hari Jumat dengan penuh semangat.

Ia menekankan bahwa kehadiran PWI Bekasi Raya dalam pelantikan pengurus PWI Pusat ini menunjukkan kesetiaan, integritas, dan komitmen untuk menjaga martabat organisasi.

“Kami hadir untuk memberikan dukungan penuh kepada pengurus baru PWI Pusat. Ini mencerminkan loyalitas dan integritas kami dalam organisasi, sekaligus mempererat silaturahmi antaranggota di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Ia menambahkan, PWI Bekasi Raya siap berkolaborasi dengan PWI Pusat dalam menjalankan program organisasi, menjaga kemandirian pers, dan memperjuangkan profesionalisme wartawan.

“Kehadiran kami di Surakarta menjadi momen untuk mempertegas komitmen itu. PWI adalah rumah kita bersama,” pungkasnya.

Museum Pers Indonesia

Museum Pers Indonesia, yang terletak di Surakarta, Jawa Tengah, didirikan pada 1978 untuk menghormati surat kabar pertama bangsa, “Slompret Melajoe,” dan memperingati Hari Pers Nasional. Museum ini mencatat sejarah jurnalisme Indonesia dari era kolonial hingga saat ini, menampilkan peralatan percetakan, surat kabar bersejarah, dan foto-foto. Museum ini berfungsi sebagai pusat edukasi yang menyoroti peran vital pers dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara.

Monumen Pers Nasional

Monumen Pers Nasional di Surakarta, Jawa Tengah, adalah situs bersejarah yang menandai lokasi berdirinya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 9 Februari 1946. Monumen ini didirikan untuk mengabadikan peran pers dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kompleks monumen ini juga mencakup Museum Pers Indonesia, menjadikannya pusat penting untuk mempelajari sejarah dan perkembangan pers di tanah air.

Monumen Pers (Monumen Kebebasan Pers)

Monumen Pers, juga dikenal sebagai Monumen Kebebasan Pers, adalah sebuah memorial yang terletak di Kota Meksiko, Meksiko. Monumen ini diresmikan pada 1952 untuk menghormati jurnalis Meksiko yang gugur dalam menjalankan tugas dan melambangkan prinsip kebebasan pers. Pilar utama monumen ini dimahkotai oleh patung perunggu kemenangan bersayap, yang melambangkan kemenangan kebenaran.