body {
font-family: Arial, sans-serif;
line-height: 1.6;
margin: 0;
padding: 20px;
background-color: #f4f4f4;
}
.article-container {
max-width: 800px;
margin: 0 auto;
background: white;
padding: 20px;
border-radius: 8px;
box-shadow: 0 0 10px rgba(0,0,0,0.1);
}
h1 {
color: #2c3e50;
font-size: 2em;
margin-bottom: 20px;
}
.article-meta {
color: #7f8c8d;
font-size: 0.9em;
margin-bottom: 20px;
}
.article-image {
width: 100%;
height: auto;
border-radius: 8px;
margin-bottom: 20px;
}
.article-content {
color: #34495e;
}
.article-content p {
margin-bottom: 15px;
}
.key-points {
background: #ecf0f1;
padding: 15px;
border-radius: 5px;
margin: 20px 0;
}
.key-points h3 {
margin-top: 0;
color: #2c3e50;
}
.key-points ul {
padding-left: 20px;
}
.key-points li {
margin-bottom: 8px;
}
KTT Iklim Global Capai Kesepakatan Bersejarah

Para pemimpin dunia telah mencapai kesepakatan penting dalam KTT Iklim Internasional yang digelar minggu ini. Kesepakatan ini merupakan komitmen global paling signifikan untuk perlindungan lingkungan dalam beberapa dekade terakhir.
Poin-Poin Penting Kesepakatan:
- Target netralitas karbon pada 2040 untuk semua negara peserta
- Dana iklim tahunan $100 miliar untuk negara berkembang
- Transisi wajib ke sumber energi terbarukan paling lambat 2035
- Larangan global terhadap plastik sekali pakai mulai 2026
- Inisiatif reboisasi internasional seluas 1 juta kilometer persegi
Kesepakatan ini mencakup mekanisme pemantauan ketat untuk memastikan kepatuhan semua negara penandatangan. Pengamat internasional independen akan memverifikasi laporan kemajuan dari setiap negara.
“Ini adalah titik balik dalam upaya kolektif kita memerangi perubahan iklim,” ujar seorang delegasi dalam upacara penutupan. “Untuk pertama kalinya, kita memiliki komitmen mengikat dengan konsekuensi nyata jika tidak dipatuhi.”
Analis ekonomi memproyeksikan transisi ke energi hijau akan menciptakan sekitar 20 juta lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan di seluruh dunia dalam dekade mendatang. Namun, beberapa perwakilan industri menyatakan kekhawatiran atas penghapusan bertahap bahan bakar fosil yang terlalu cepat.
Jadwal implementasi dimulai segera, dengan tinjauan kemajuan pertama dijadwalkan pada 2026. Negara yang gagal memenuhi target sementara akan menghadapi sanksi ekonomi dan dikeluarkan dari perjanjian perdagangan internasional tertentu.

Organisasi lingkungan di seluruh dunia memuji kesepakatan ini sambil menekankan pentingnya penegakan yang ketat. “Kerangka kerjanya sangat baik, tetapi eksekusilah yang akan menentukan kesuksesan kita,” catat perwakilan dari kelompok konservasi besar.
Komite teknis akan bersidang bulan depan untuk menyusun pedoman implementasi rinci untuk setiap sektor. Dokumen kesepakatan lengkap akan tersedia secara online dalam 30 hari ke depan.